Isi Hati
Mereka bilang “ Hati gue
rapuh ! gue yang paling sakit hati ! “
Dalam diam , kepala entah
hati gue bilang “ andai mereka tau , sepinya hati gue , hambarnya cinta gue ,
dan matinya rasa gue “
Kata – kata itu muncul gitu aja dari dasar hati gue , yang
naik dengan kecepatan tinggi menuju otak gue , dan masuk tanpa permisi kedalam
saraf – saraf gue yang berliku-liku itu . setelah itu apa yang gue rasa ? gue
rasa kepala gue pusing , mungkin itu
adalah bentuk dari penolakan otak gue , yang udah enek nyimpen semua kata –
kata kadaluarsa bertahun-tahun lamanya .
Memang , logika dan perasaan itu sulit bersatu , namun
saling membutuhkan satu sama lain .
Selama ini gue bingung , dimana
sebenarnya letak perasaan itu ? entah didalam hati , jantung , atau darah gue
ga pernah tau . Gue pernah berkhayal , seandainya gue albert einstein , gue
bakal nemuin letak perasaan itu , gue bakal sembuhin perasaan orang – orang yang
hatinya sakit , kalo perlu gue bakal lindungi perasaan mereka dari segala hal
yang menyakitkan .Sayangnya , gue bukan albert einstein , jadi gue Cuma bisa
ngesaain persaan itu , bukan menemukannya .
Mereka selalu bilang “ coba
loe jadi gue ! loe tuh ga pernah ngerti perasaan gue ! “
Sekali lagi kepala gue pusing
, tanda otak gue berfikir . entah rumus apa yang gue pake , yang pasti kepala
gue bilang “ gue aja udah pusing jadi diri gue sendiri , apalagi gue harus jadi
diri loe dan ngertiin perasaan loe “
Tapi hati nurani gue bilang “
kalo gue jadi loe , pasti rasanya sakit banget “
Akhirnya gue diam , semua
kegiatan yang lagi gue lakuin berhenti gitu aja waktu gue denger kata – kata itu
. Karena gue bingung , mungkin mulut , tenggorokan , kerongkongan , dan pita
suara gue juga bingung harus ngomong apa .
Yang bisa gue lakuin sekarang
itu cuma mengusap – usap punggung mereka dan sesekali memperhatikan wajah
mereka yang becek dengan air mata . gue juga heran , kenapa tangan gue bisa
gerak tanpa perintah otak gue , mungkin ini yang namanya hati nurani . kedua
tangan itu seolah bilang “ loe harus tegar , gue selalu disini “
Dan siapa yang tau , saat itu
hati gue bilang “ gue juga sedih , gue juga butuh seseorang buat dengerin
curahan hati gue walau sedikit “
Tapi kenapa ? kenapa garis
lengkung yang ada di wajah gue ini sulit untuk bergerak . jangankan ngungkapin
perasaan gue , bilang gue sedih aja susah banget .
Mungkin mulut gue ini kebingungan memilih dan mencari kata –
kata yang mungkin terselip , karena terlalu banyak dan terlalu lama dipendam .
sehingga gue binggung harus mulai dari mana .
Akhirnya dengan masih diam ,
gue tersenyum , mungkin itu adalah senyum terburuk yang pernah gue tampilkan .
Next , gue telen semua
kalimat yang tadi sempet gue rangkai untuk diungkapin , kemudian gue tutup
rapat dan gue buang entah kemana .
Diri gue bilang “ cukup gue
yang tau “
Alhasil , gue buang semua persaan
gue dengan menulis , toh dalam menulis ini , ga ada batasan antara logika dan
perasaan , yang akhirnya kepusingan yang tadi sempet mampir dikepala gue ini
bisa hilang =))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar